SUWARTHA MADE

SUWARTHA MADE
Penen lele

Jumat, 13 Mei 2011

Panen Lele Kelompok Tani Mina Mertha


PDF Cetak E-mail
Bupati Gde Agung Dapat Lele 2 Kg

Image
Kelompok Tani Ikan Mina Mertha Br. Cabe, Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal melakukan panen raya ikan lele, Jumat (9/4). Bupati Badung A.A. Gde Agung diundang untuk ikut memanen lele tersebut. Dalam panen yang disaksikan Kadis Peternakan Perikanan dan Kelautan Badung I Made Badra, Kabag Humas dan Protokol I Gede Wijaya, Camat Abiansemal IB Oka Dirga, Perbekel Darmasaba dan Kelompok Tani, Bupati Gde Agung berhasil mendapatkan seekor lele yang paling besar dengan berat hampir 2 kg. Usai panen, Bupati juga sempat mencicipi daging pecel lele hasil budidaya kelompok tersebut.
            Disela-sela panen lele, Bupati mengatakan, Kelompok Tani Ikan Mina Mertha merupakan salah satu kelompok yang cukup besar di Badung khususnya di Kecamatan Abiansemal. Hanya saja perlu kita pacu lagi peningkatan produksinya, karena sampai saat ini produksi lele di Badung baru mencapai 50 hingga 60 ton per tahunnya dari target 70 ton per tahun. “Kami harapkan tahun 2010 produksi lele dapat meningkat menjadi 70 ton per tahun, karena pasar amat terbuka,” kata Bupati. Dari itu semua, langkah-langkah yang perlu kita ambil dalam rangka meningkatkan produksi adalah ekstensifikasi. Ekstensifikasi ini merupakan perluasan dari lahan-lahan untuk peternakan ikan lele, juga memperbanyak kelompok-kelompok petani ikan lele. Yang tidak kalah pentingnya adalah upaya intensifikasi yakni meningkatkan produksi, kualitas bibit, pakan, teknologi pembudidayaan dimasing-masing kelompok itu sendiri. 
Mengenai kendala yang masih dihadapi kelompok Mina Mertha terkait belum adanya alat pengolahan pakan, Bupati menyampaikan Pemkab. Badung akan membantu mesin pengolahan pakan lele, sehingga pakan lele khususnya limbah tulang-tulang kepala ikan dapat diolah kembali untuk pakan. "Kami Pemkab Badung mendukung, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kita akan bantu mesin pengolahan pakan lele, disamping bantuan bibit maupun pembinaan-pembinaan yang terus dilakukan," jelas Bupati.
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Mina Mertha I Nyoman Ardana mengatakan, kelompok ini berdiri tahun 2007 dengan anggota 23 orang. Potensi lahan yang dimanfaatkan untuk kolam lele seluas 10 ha dari 54 ha luas wilayah subak yang ada. Realisasi kolam saat ini yaitu 2 ha dengan populasi bibit 10.000 ekor per are. Produksi rata-rata 3 ton per bulan atau 36 ton per tahun dengan harga Rp. 13.500 per kg. Ardana mengakui memang dalam meningkatkan produksi ikan lele, kelompoknya masih mengalami kendala terutama terhadap pengadaan pakan lele. Bahan limbah yang tersedia seperti limbah kepala ikan, kepala ayam dan limbah pertanian lainnya cukup banyak, namun menjadikan pakan lele siap pakai dan bisa disimpan lama perlu proses pengolahan. "Atas bantuan alat pengolahan limbah pakan ikan dari Pemkab. Badung, kami Kelompok Tani Mina Mertha menyampaikan terima kasih, mudah-mudahan kendala yang kami hadapi saat ini dapat terselesaikan," katanya.

Badung Penuhi Kebutuhan RM hingga Restoran

Badung (BisnisBali) –Meski produksi perikanan laut lebih dominan, kenyataannya Kabupaten Badung tetap memperhatikan pengembangan budi daya air tawar.

Salah satu komoditi yang dikembangkan adalah jenis lele, di Badung produksi tersebut diserap habis oleh usaha rumah makan (RM) hingga restoran di tingkat lokal.

Menurut Humas Diskanlut Badung, IR I Wayan Netra, M.MA, Selasa (1/4) kemarin, produksi lele ini dihasilkan dari usaha penangkapan di perairan umum dan usaha budi daya kolam.

Imbuhnya, sebagai sentra pengembangan diarahkan ke Kecamatan Abiansemal, Mengwi dan Petang serta tiga kecamatan lainnya itu juga ditunjang karena budi daya lele ini tidak memerlukan perlakuan khusus.

Keunggulan lele yang salah satunya adalah mampu hidup pada wilayah yang berpengairan terbatas, sesuai data di Dinas Perikanan dan Kelautan Badung terakhir produksi lele 2007 telah mencapai 16,6 ton yang berasal dari penangkapan di perairan umum 7,5 ton dengan nilai Rp 89.880.000 dan dari usaha budi daya kolam 9,1 ton senilai Rp 109.440.000.

Jelasnya, di pasaran peluang pasar lele ini besar dan terbuka lebar. Biasanya, produksi lele di Badung tersebut dipasarkan di Badung, Denpasar dan sekitarnya. Sementara konsumen terbesar atau pasar yang menyerap paling banyak produksi lele ini adalah dari pedagang ikan kaki lima, rumah makan (RM) hingga Restoran.

‘’Kabupaten Badung baru mampu menyuplai lele 16,6 ton per tahun, sedangkan kebutuhan lele diperkirakan mencapai 60 ton per tahun. Jadi sisanya terpenuhi dari luar Badung, khususnya dari Jawa Timur,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Badung, Putu Oka Swadiana, A.Pi,S.Sos, ketika dikonfirmasi apa kiat-kiat yang ditempuh dalam rangka pemenuhan permintaan pasar terhadap komoditi lele, pihaknya mengatakan terus berupaya meningkatkan produksi lele melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi usaha budi daya. Katanya, petani yang bergerak di budi daya lele kini jumlahnya telah mencapai 128 petani dengan luas lahan sekitar 365 are.

“Kepada petani kami sarankan agar melakukan budi daya lele secara intensif, seperti penggunaan benih unggul, pemupukan, pengolahan lahan dan pembuatan kolam sesuai petunjuk teknis, pemberian makanan yang intensif serta pemberantasan hama atau penyakit,” ujar Oka.

Ekstensifikasi budi daya lele ditempuh melalui perluasan lahan budi daya. Imbuhnya, di 2008 pemerintah pusat telah menggelontorkan dana untuk pembangunan 50 unit kolam lele, sedangkan diversifikasi ditempuh melalui budi daya yang komoditinya beraneka ragam.

Contohnya, budi daya lele dengan ikan lainnya pada satu kolam, bisa juga berupa budi daya terpadu antara lele dengan usaha pemindangan, lele dengan budi daya kodok lembu yang memang telah dikembangkan di Badung. Harapnya, mendatang kabupaten Badung bisa menjadi sentra budi daya lele lebih baik lagi dari sekarang melalui pengembangan kawasan. *man

Badung Targetkan Produksi 200 Ton Lele

Mangupura (Bisnis Bali) - Lele merupakan salah satu jenis perikanan air tawar yang berpotensi dikembangkan secara optimal di Bali. Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakkanlut) Kabupaten Badung, Made Badra, Minggu (8/5) kemarin mengatakan, Badung menargetkan tahun 2011 produksi lele mencapai 200 ton.
Ia mengungkapkan, produksi dari budi daya lele di Badung tahun 2010 ditargetkan 70 ton. Kenyataannya, realisasi produksi lele tahun 2010 lebih tinggi dari target mencapai 71,6 ton.

Dijelaskan, tahun 2010 sentra produksi petani lele di Badung seperti di Darmasaba dan Abiansemal akan mengalami peningkatan produksi 102,3 persen. Melihat potensi tersebut, Disnakkanlut Badung berani menargetkan produksi lele di Badung 2011 mencapai 200 ton.
Dipaparkan, untuk mencapai target produksi lele tahun 2011 ini, Disnakkanlut akan meningkatkan peran Balai Benih Ikan di Kapal. Pemerintah akan memberikan bantuan subsidi benih sehingga petani lele bisa berproduksi secara optimal.

Lebih lanjut dikatakan, Disnakkanlut juga telah mengupayakan bantuan dalam bentuk mesin pengolah limbah untuk pakan ikan. Limbah ikan di Kedonganan bisa diolah menjadi pelet. Pemanfaatan pakan limbah ini bisa menghemat biaya pakan mencapai 45 persen.

Diakui, petani juga dipersiapkan bantuan atau pinjaman untuk penguatan modal. Dengan bantuan dana tersebut, petani lele tidak lagi mengalami kendala permodalan.

Badra menambahkan, petani lele juga sudah diarahkan mengikuti sistem alih tenologi dengan tidak hanya mengembangkan lele menggunakan sistem tambak. Petani lele di Badung sudah mulai diarahkan mengembangkan lele menggunakan kolam terpal. PPL perikanan di Disnakkanlut Badung sebanyak 10 orang sudah ditransfer membantu petani lele dalam melakukan alih teknologi perikanan lele tersebut. *kup

Kamis, 12 Mei 2011

PROFIL POKDAKAN BOGA SEGARA DESA ABIANSEMAL BADUNG

1.1 Latar Belakang
Kelompok Pembudidaya Ikan sebagai suatu organisasi para petani di daerah pedesaan dengan falsafah Tri Hita Karana, mempunyai peranan yang sangat penting di dalam ikut menunjang program pembangunan. Menyadari akan hal tersebut, maka kelompok Pembudidaya Ikan yang secara nyata telah dapat menunjukan peranannya. Maka usaha pemerintah secara terus menerus memberikan bimbingan dan pembinaan dari dari berbagai sektor sangat diharapkan. sehingga peranan kelompok Pembudidaya Ikan dapat ditingkatkan dan dikembangkan terus sejalan dengan kemajuan jaman. Adanya keterpaduan gerak antara masyarakat (kelompok Pembudidaya Ikan ) dengan pemerintah, kiranya apa yang menjadi cita-cita kedua belah pihak dapat segera terwujud, yaitu masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu, masyarakat di Banjar Pande, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal merintis suatu organisasi yang diberi nama Kelompok Pembudidaya Ikan Boga Segara, dengan mengupayakan komoditi ikan lele. Pemilihan komoditi tersebut disebabkan oleh karena Banjar Pande terletak pada arus Transportasi yang lancar, lahan yang diperlukan untuk memelihara lele cukup tersedia di daerah tersebut, kebutuhan masyarakat terhadap lele cukup tinggi dan modal awal yang diperlukan dapat diusahakan oleh anggota kelompok. Menyadari akan potensi tersebut, maka Kelompok Boga Segara berupaya menjadikan desa Abiansemal sebagai pusat pengembangan lele di Kabupaten Badung yang nantinya dapat sebagai sumber pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemeliharan Lele di Desa Abiansemal sudah bersifat semi intensif yaitu pemeliharaan yang sudah memperhatikan pemilihan benih, pemberian pakan, pembuatan kolam dan mengawasi perkembangan kesehatan lele sehingga menyebabkan kematian cukup kecil. Untuk memperoleh pengetahuan tentang pemeliharaan dipandang sangat perlu untuk membentuk mencari informasi. Melalui informasi ini para pembudidaya diharapkan mampu mengembangkan budidaya lele sesuai dengan perkembangan teknologi yang tersedia.
Dilandasi dengan tuntutan dan keperluan inilah maka pada tanggal 2 September 2007, kami bersepakat untuk membentuk kelompok petani pembudidaya ikan Lele di Br. Pande Desa Abiansemal Kecamatan Abiansemal.
Kelompok ini diberi nama “ Boga Segara “, dengan jumlah anggota mula-mula 23 (Dua Puluh Tiga ) orang kemudian bertambah menjadi 27 orang yang dilengkapi dengan kepengurusan serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Kelompok Petani Boga Segara, Banjar Pande, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal terletak pada daerah dataran rendah dengan komposisi tanah sebagian besar berupa tanah sawah di ketinggian 150 – 200 m dari permukaan laut serta luas lahan + 52 ha. Iklim di wilayah kelompok ini umumnya beriklim tropis, dan temperatur maksimum 28 ˚C sedangkan curah hujan rata-rata 200 – 300 mm per tahun. Arus transportasi atau perhubungan dari lokasi kelompok ke kota Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi sampai saat ini masih relatif lancar dengan didukung oleh prasarana jalan yang beraspal.
Kelompok Pembudidaya Boga Segara, Banjar Pande, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal secara terus menerus mengadakan pendekatan-pendekatan serta meminta bantuan pembinaan kepada instansi terkait mengenai budidaya Perikanan. Dari usaha – usaha yang telah dilakukan tersebut maka kemampuan kelompok yang dicapai sebagai berikut
- Tahun 2008 Kelompok Boga Segara dikukuhkan menjadi Kelas Pemula
- Tahun 2009 Kelompok Boga Segara dikukuhkan menjadi Kelas Lanjut
- Tahun 2010 Kelompok Boga Segara dikukuhkan menjadi Kelas Madya
1.2 Tujuan
Tujuan kami membentuk wadah kelompok adalah untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sebagai proses belajar mengajar antar kelompok. Dengan terjalinnya kerja sama dalam kelompok tersebut akan dapat meningkatkan produktifitas, pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pembahasan ini adalah meliputi Identitas Kelompok, Kemitraan, Aspek Usaha Agribisnis Hulu, Aspek Usaha Agribisnis Budidaya, Aspek Usaha Agribisnis Hilir dan Aspek Usaha Agribisnis Kelembagaan.


2. IDENTITAS KELOMPOK

2.1 Nama Kelompok : Boga Segara
2.2 Kelas Kelompok : Madya
2.3 Jumlah Anggota : 27 orang
2.4 Alamat Kelompok :
Banjar : Pande
Desa : Abiansemal
Kecamatan : Abiansemal
Kabupaten : Badung
Propinsi : Bali
2.5 Tanggal pembentukan kelompok : 2 September 2007
2.6 Nomor dan tanggal pengukuhan : 01/XVI/Pemb/2008


2.7 Nama Ketua Kelompok : I Nyoman Ardana
2.8 Pendidikan terakhir Ketua Klp. : SMA
2.9 Tempat / tanggal lahir Ketua Klp. : Abiansemal, Tahun 1974
2.10 Status Kelompok : Swadaya
2.11 Usaha Pokok Kelompok : Perikanan Budidaya
2.12 Usaha lain kelompok : Bidang Perkebunan dan Pertanian

POKDAKAN SARI MERTHA BR. CABE DESA DARMASABA

Kelompok Pembudidaya Ikan sebagai suatu organisasi para petani di daerah pedesaan dengan falsafah Tri Hita Karana, mempunyai peranan yang sangat penting di dalam ikut menunjang program pembangunan. Menyadari akan hal tersebut, maka kelompok Pembudidaya Ikan yang secara nyata telah dapat menunjukan peranannya. Maka usaha pemerintah secara terus menerus memberikan bimbingan dan pembinaan dari dari berbagai sektor sangat diharapkan. sehingga peranan kelompok Pembudidaya Ikan dapat ditingkatkan dan dikembangkan terus sejalan dengan kemajuan jaman. Adanya keterpaduan gerak antara masyarakat (kelompok Pembudidaya Ikan ) dengan pemerintah, kiranya apa yang menjadi cita-cita kedua belah pihak dapat segera terwujud, yaitu masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu, masyarakat di Banjar Cabe, Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal merintis suatu organisasi yang diberi nama Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Mertha, dengan mengupayakan komoditi ikan lele. Pemilihan komoditi tersebut disebabkan oleh karena Banjar Cabe terletak pada arus Transportasi yang lancar, lahan yang diperlukan untuk memelihara lele cukup tersedia di daerah tersebut, kebutuhan masyarakat terhadap lele cukup tinggi dan modal awal yang diperlukan dapat diusahakan oleh anggota kelompok. Menyadari akan potensi tersebut, maka Kelompok Mina Mertha berupaya menjadikan desa Darmasaba sebagai pusat pengembangan lele di Kabupaten Badung yang nantinya dapat sebagai sumber pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.