SUWARTHA MADE

SUWARTHA MADE
Penen lele

Jumat, 13 Mei 2011

Badung Penuhi Kebutuhan RM hingga Restoran

Badung (BisnisBali) –Meski produksi perikanan laut lebih dominan, kenyataannya Kabupaten Badung tetap memperhatikan pengembangan budi daya air tawar.

Salah satu komoditi yang dikembangkan adalah jenis lele, di Badung produksi tersebut diserap habis oleh usaha rumah makan (RM) hingga restoran di tingkat lokal.

Menurut Humas Diskanlut Badung, IR I Wayan Netra, M.MA, Selasa (1/4) kemarin, produksi lele ini dihasilkan dari usaha penangkapan di perairan umum dan usaha budi daya kolam.

Imbuhnya, sebagai sentra pengembangan diarahkan ke Kecamatan Abiansemal, Mengwi dan Petang serta tiga kecamatan lainnya itu juga ditunjang karena budi daya lele ini tidak memerlukan perlakuan khusus.

Keunggulan lele yang salah satunya adalah mampu hidup pada wilayah yang berpengairan terbatas, sesuai data di Dinas Perikanan dan Kelautan Badung terakhir produksi lele 2007 telah mencapai 16,6 ton yang berasal dari penangkapan di perairan umum 7,5 ton dengan nilai Rp 89.880.000 dan dari usaha budi daya kolam 9,1 ton senilai Rp 109.440.000.

Jelasnya, di pasaran peluang pasar lele ini besar dan terbuka lebar. Biasanya, produksi lele di Badung tersebut dipasarkan di Badung, Denpasar dan sekitarnya. Sementara konsumen terbesar atau pasar yang menyerap paling banyak produksi lele ini adalah dari pedagang ikan kaki lima, rumah makan (RM) hingga Restoran.

‘’Kabupaten Badung baru mampu menyuplai lele 16,6 ton per tahun, sedangkan kebutuhan lele diperkirakan mencapai 60 ton per tahun. Jadi sisanya terpenuhi dari luar Badung, khususnya dari Jawa Timur,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Badung, Putu Oka Swadiana, A.Pi,S.Sos, ketika dikonfirmasi apa kiat-kiat yang ditempuh dalam rangka pemenuhan permintaan pasar terhadap komoditi lele, pihaknya mengatakan terus berupaya meningkatkan produksi lele melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi usaha budi daya. Katanya, petani yang bergerak di budi daya lele kini jumlahnya telah mencapai 128 petani dengan luas lahan sekitar 365 are.

“Kepada petani kami sarankan agar melakukan budi daya lele secara intensif, seperti penggunaan benih unggul, pemupukan, pengolahan lahan dan pembuatan kolam sesuai petunjuk teknis, pemberian makanan yang intensif serta pemberantasan hama atau penyakit,” ujar Oka.

Ekstensifikasi budi daya lele ditempuh melalui perluasan lahan budi daya. Imbuhnya, di 2008 pemerintah pusat telah menggelontorkan dana untuk pembangunan 50 unit kolam lele, sedangkan diversifikasi ditempuh melalui budi daya yang komoditinya beraneka ragam.

Contohnya, budi daya lele dengan ikan lainnya pada satu kolam, bisa juga berupa budi daya terpadu antara lele dengan usaha pemindangan, lele dengan budi daya kodok lembu yang memang telah dikembangkan di Badung. Harapnya, mendatang kabupaten Badung bisa menjadi sentra budi daya lele lebih baik lagi dari sekarang melalui pengembangan kawasan. *man

Tidak ada komentar:

Posting Komentar