SUWARTHA MADE

SUWARTHA MADE
Penen lele

Jumat, 13 Mei 2011

Panen Lele Kelompok Tani Mina Mertha


PDF Cetak E-mail
Bupati Gde Agung Dapat Lele 2 Kg

Image
Kelompok Tani Ikan Mina Mertha Br. Cabe, Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal melakukan panen raya ikan lele, Jumat (9/4). Bupati Badung A.A. Gde Agung diundang untuk ikut memanen lele tersebut. Dalam panen yang disaksikan Kadis Peternakan Perikanan dan Kelautan Badung I Made Badra, Kabag Humas dan Protokol I Gede Wijaya, Camat Abiansemal IB Oka Dirga, Perbekel Darmasaba dan Kelompok Tani, Bupati Gde Agung berhasil mendapatkan seekor lele yang paling besar dengan berat hampir 2 kg. Usai panen, Bupati juga sempat mencicipi daging pecel lele hasil budidaya kelompok tersebut.
            Disela-sela panen lele, Bupati mengatakan, Kelompok Tani Ikan Mina Mertha merupakan salah satu kelompok yang cukup besar di Badung khususnya di Kecamatan Abiansemal. Hanya saja perlu kita pacu lagi peningkatan produksinya, karena sampai saat ini produksi lele di Badung baru mencapai 50 hingga 60 ton per tahunnya dari target 70 ton per tahun. “Kami harapkan tahun 2010 produksi lele dapat meningkat menjadi 70 ton per tahun, karena pasar amat terbuka,” kata Bupati. Dari itu semua, langkah-langkah yang perlu kita ambil dalam rangka meningkatkan produksi adalah ekstensifikasi. Ekstensifikasi ini merupakan perluasan dari lahan-lahan untuk peternakan ikan lele, juga memperbanyak kelompok-kelompok petani ikan lele. Yang tidak kalah pentingnya adalah upaya intensifikasi yakni meningkatkan produksi, kualitas bibit, pakan, teknologi pembudidayaan dimasing-masing kelompok itu sendiri. 
Mengenai kendala yang masih dihadapi kelompok Mina Mertha terkait belum adanya alat pengolahan pakan, Bupati menyampaikan Pemkab. Badung akan membantu mesin pengolahan pakan lele, sehingga pakan lele khususnya limbah tulang-tulang kepala ikan dapat diolah kembali untuk pakan. "Kami Pemkab Badung mendukung, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kita akan bantu mesin pengolahan pakan lele, disamping bantuan bibit maupun pembinaan-pembinaan yang terus dilakukan," jelas Bupati.
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Mina Mertha I Nyoman Ardana mengatakan, kelompok ini berdiri tahun 2007 dengan anggota 23 orang. Potensi lahan yang dimanfaatkan untuk kolam lele seluas 10 ha dari 54 ha luas wilayah subak yang ada. Realisasi kolam saat ini yaitu 2 ha dengan populasi bibit 10.000 ekor per are. Produksi rata-rata 3 ton per bulan atau 36 ton per tahun dengan harga Rp. 13.500 per kg. Ardana mengakui memang dalam meningkatkan produksi ikan lele, kelompoknya masih mengalami kendala terutama terhadap pengadaan pakan lele. Bahan limbah yang tersedia seperti limbah kepala ikan, kepala ayam dan limbah pertanian lainnya cukup banyak, namun menjadikan pakan lele siap pakai dan bisa disimpan lama perlu proses pengolahan. "Atas bantuan alat pengolahan limbah pakan ikan dari Pemkab. Badung, kami Kelompok Tani Mina Mertha menyampaikan terima kasih, mudah-mudahan kendala yang kami hadapi saat ini dapat terselesaikan," katanya.

Badung Penuhi Kebutuhan RM hingga Restoran

Badung (BisnisBali) –Meski produksi perikanan laut lebih dominan, kenyataannya Kabupaten Badung tetap memperhatikan pengembangan budi daya air tawar.

Salah satu komoditi yang dikembangkan adalah jenis lele, di Badung produksi tersebut diserap habis oleh usaha rumah makan (RM) hingga restoran di tingkat lokal.

Menurut Humas Diskanlut Badung, IR I Wayan Netra, M.MA, Selasa (1/4) kemarin, produksi lele ini dihasilkan dari usaha penangkapan di perairan umum dan usaha budi daya kolam.

Imbuhnya, sebagai sentra pengembangan diarahkan ke Kecamatan Abiansemal, Mengwi dan Petang serta tiga kecamatan lainnya itu juga ditunjang karena budi daya lele ini tidak memerlukan perlakuan khusus.

Keunggulan lele yang salah satunya adalah mampu hidup pada wilayah yang berpengairan terbatas, sesuai data di Dinas Perikanan dan Kelautan Badung terakhir produksi lele 2007 telah mencapai 16,6 ton yang berasal dari penangkapan di perairan umum 7,5 ton dengan nilai Rp 89.880.000 dan dari usaha budi daya kolam 9,1 ton senilai Rp 109.440.000.

Jelasnya, di pasaran peluang pasar lele ini besar dan terbuka lebar. Biasanya, produksi lele di Badung tersebut dipasarkan di Badung, Denpasar dan sekitarnya. Sementara konsumen terbesar atau pasar yang menyerap paling banyak produksi lele ini adalah dari pedagang ikan kaki lima, rumah makan (RM) hingga Restoran.

‘’Kabupaten Badung baru mampu menyuplai lele 16,6 ton per tahun, sedangkan kebutuhan lele diperkirakan mencapai 60 ton per tahun. Jadi sisanya terpenuhi dari luar Badung, khususnya dari Jawa Timur,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Badung, Putu Oka Swadiana, A.Pi,S.Sos, ketika dikonfirmasi apa kiat-kiat yang ditempuh dalam rangka pemenuhan permintaan pasar terhadap komoditi lele, pihaknya mengatakan terus berupaya meningkatkan produksi lele melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi usaha budi daya. Katanya, petani yang bergerak di budi daya lele kini jumlahnya telah mencapai 128 petani dengan luas lahan sekitar 365 are.

“Kepada petani kami sarankan agar melakukan budi daya lele secara intensif, seperti penggunaan benih unggul, pemupukan, pengolahan lahan dan pembuatan kolam sesuai petunjuk teknis, pemberian makanan yang intensif serta pemberantasan hama atau penyakit,” ujar Oka.

Ekstensifikasi budi daya lele ditempuh melalui perluasan lahan budi daya. Imbuhnya, di 2008 pemerintah pusat telah menggelontorkan dana untuk pembangunan 50 unit kolam lele, sedangkan diversifikasi ditempuh melalui budi daya yang komoditinya beraneka ragam.

Contohnya, budi daya lele dengan ikan lainnya pada satu kolam, bisa juga berupa budi daya terpadu antara lele dengan usaha pemindangan, lele dengan budi daya kodok lembu yang memang telah dikembangkan di Badung. Harapnya, mendatang kabupaten Badung bisa menjadi sentra budi daya lele lebih baik lagi dari sekarang melalui pengembangan kawasan. *man

Badung Targetkan Produksi 200 Ton Lele

Mangupura (Bisnis Bali) - Lele merupakan salah satu jenis perikanan air tawar yang berpotensi dikembangkan secara optimal di Bali. Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakkanlut) Kabupaten Badung, Made Badra, Minggu (8/5) kemarin mengatakan, Badung menargetkan tahun 2011 produksi lele mencapai 200 ton.
Ia mengungkapkan, produksi dari budi daya lele di Badung tahun 2010 ditargetkan 70 ton. Kenyataannya, realisasi produksi lele tahun 2010 lebih tinggi dari target mencapai 71,6 ton.

Dijelaskan, tahun 2010 sentra produksi petani lele di Badung seperti di Darmasaba dan Abiansemal akan mengalami peningkatan produksi 102,3 persen. Melihat potensi tersebut, Disnakkanlut Badung berani menargetkan produksi lele di Badung 2011 mencapai 200 ton.
Dipaparkan, untuk mencapai target produksi lele tahun 2011 ini, Disnakkanlut akan meningkatkan peran Balai Benih Ikan di Kapal. Pemerintah akan memberikan bantuan subsidi benih sehingga petani lele bisa berproduksi secara optimal.

Lebih lanjut dikatakan, Disnakkanlut juga telah mengupayakan bantuan dalam bentuk mesin pengolah limbah untuk pakan ikan. Limbah ikan di Kedonganan bisa diolah menjadi pelet. Pemanfaatan pakan limbah ini bisa menghemat biaya pakan mencapai 45 persen.

Diakui, petani juga dipersiapkan bantuan atau pinjaman untuk penguatan modal. Dengan bantuan dana tersebut, petani lele tidak lagi mengalami kendala permodalan.

Badra menambahkan, petani lele juga sudah diarahkan mengikuti sistem alih tenologi dengan tidak hanya mengembangkan lele menggunakan sistem tambak. Petani lele di Badung sudah mulai diarahkan mengembangkan lele menggunakan kolam terpal. PPL perikanan di Disnakkanlut Badung sebanyak 10 orang sudah ditransfer membantu petani lele dalam melakukan alih teknologi perikanan lele tersebut. *kup

Kamis, 12 Mei 2011

PROFIL POKDAKAN BOGA SEGARA DESA ABIANSEMAL BADUNG

1.1 Latar Belakang
Kelompok Pembudidaya Ikan sebagai suatu organisasi para petani di daerah pedesaan dengan falsafah Tri Hita Karana, mempunyai peranan yang sangat penting di dalam ikut menunjang program pembangunan. Menyadari akan hal tersebut, maka kelompok Pembudidaya Ikan yang secara nyata telah dapat menunjukan peranannya. Maka usaha pemerintah secara terus menerus memberikan bimbingan dan pembinaan dari dari berbagai sektor sangat diharapkan. sehingga peranan kelompok Pembudidaya Ikan dapat ditingkatkan dan dikembangkan terus sejalan dengan kemajuan jaman. Adanya keterpaduan gerak antara masyarakat (kelompok Pembudidaya Ikan ) dengan pemerintah, kiranya apa yang menjadi cita-cita kedua belah pihak dapat segera terwujud, yaitu masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu, masyarakat di Banjar Pande, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal merintis suatu organisasi yang diberi nama Kelompok Pembudidaya Ikan Boga Segara, dengan mengupayakan komoditi ikan lele. Pemilihan komoditi tersebut disebabkan oleh karena Banjar Pande terletak pada arus Transportasi yang lancar, lahan yang diperlukan untuk memelihara lele cukup tersedia di daerah tersebut, kebutuhan masyarakat terhadap lele cukup tinggi dan modal awal yang diperlukan dapat diusahakan oleh anggota kelompok. Menyadari akan potensi tersebut, maka Kelompok Boga Segara berupaya menjadikan desa Abiansemal sebagai pusat pengembangan lele di Kabupaten Badung yang nantinya dapat sebagai sumber pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemeliharan Lele di Desa Abiansemal sudah bersifat semi intensif yaitu pemeliharaan yang sudah memperhatikan pemilihan benih, pemberian pakan, pembuatan kolam dan mengawasi perkembangan kesehatan lele sehingga menyebabkan kematian cukup kecil. Untuk memperoleh pengetahuan tentang pemeliharaan dipandang sangat perlu untuk membentuk mencari informasi. Melalui informasi ini para pembudidaya diharapkan mampu mengembangkan budidaya lele sesuai dengan perkembangan teknologi yang tersedia.
Dilandasi dengan tuntutan dan keperluan inilah maka pada tanggal 2 September 2007, kami bersepakat untuk membentuk kelompok petani pembudidaya ikan Lele di Br. Pande Desa Abiansemal Kecamatan Abiansemal.
Kelompok ini diberi nama “ Boga Segara “, dengan jumlah anggota mula-mula 23 (Dua Puluh Tiga ) orang kemudian bertambah menjadi 27 orang yang dilengkapi dengan kepengurusan serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Kelompok Petani Boga Segara, Banjar Pande, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal terletak pada daerah dataran rendah dengan komposisi tanah sebagian besar berupa tanah sawah di ketinggian 150 – 200 m dari permukaan laut serta luas lahan + 52 ha. Iklim di wilayah kelompok ini umumnya beriklim tropis, dan temperatur maksimum 28 ˚C sedangkan curah hujan rata-rata 200 – 300 mm per tahun. Arus transportasi atau perhubungan dari lokasi kelompok ke kota Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi sampai saat ini masih relatif lancar dengan didukung oleh prasarana jalan yang beraspal.
Kelompok Pembudidaya Boga Segara, Banjar Pande, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal secara terus menerus mengadakan pendekatan-pendekatan serta meminta bantuan pembinaan kepada instansi terkait mengenai budidaya Perikanan. Dari usaha – usaha yang telah dilakukan tersebut maka kemampuan kelompok yang dicapai sebagai berikut
- Tahun 2008 Kelompok Boga Segara dikukuhkan menjadi Kelas Pemula
- Tahun 2009 Kelompok Boga Segara dikukuhkan menjadi Kelas Lanjut
- Tahun 2010 Kelompok Boga Segara dikukuhkan menjadi Kelas Madya
1.2 Tujuan
Tujuan kami membentuk wadah kelompok adalah untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sebagai proses belajar mengajar antar kelompok. Dengan terjalinnya kerja sama dalam kelompok tersebut akan dapat meningkatkan produktifitas, pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pembahasan ini adalah meliputi Identitas Kelompok, Kemitraan, Aspek Usaha Agribisnis Hulu, Aspek Usaha Agribisnis Budidaya, Aspek Usaha Agribisnis Hilir dan Aspek Usaha Agribisnis Kelembagaan.


2. IDENTITAS KELOMPOK

2.1 Nama Kelompok : Boga Segara
2.2 Kelas Kelompok : Madya
2.3 Jumlah Anggota : 27 orang
2.4 Alamat Kelompok :
Banjar : Pande
Desa : Abiansemal
Kecamatan : Abiansemal
Kabupaten : Badung
Propinsi : Bali
2.5 Tanggal pembentukan kelompok : 2 September 2007
2.6 Nomor dan tanggal pengukuhan : 01/XVI/Pemb/2008


2.7 Nama Ketua Kelompok : I Nyoman Ardana
2.8 Pendidikan terakhir Ketua Klp. : SMA
2.9 Tempat / tanggal lahir Ketua Klp. : Abiansemal, Tahun 1974
2.10 Status Kelompok : Swadaya
2.11 Usaha Pokok Kelompok : Perikanan Budidaya
2.12 Usaha lain kelompok : Bidang Perkebunan dan Pertanian

POKDAKAN SARI MERTHA BR. CABE DESA DARMASABA

Kelompok Pembudidaya Ikan sebagai suatu organisasi para petani di daerah pedesaan dengan falsafah Tri Hita Karana, mempunyai peranan yang sangat penting di dalam ikut menunjang program pembangunan. Menyadari akan hal tersebut, maka kelompok Pembudidaya Ikan yang secara nyata telah dapat menunjukan peranannya. Maka usaha pemerintah secara terus menerus memberikan bimbingan dan pembinaan dari dari berbagai sektor sangat diharapkan. sehingga peranan kelompok Pembudidaya Ikan dapat ditingkatkan dan dikembangkan terus sejalan dengan kemajuan jaman. Adanya keterpaduan gerak antara masyarakat (kelompok Pembudidaya Ikan ) dengan pemerintah, kiranya apa yang menjadi cita-cita kedua belah pihak dapat segera terwujud, yaitu masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu, masyarakat di Banjar Cabe, Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal merintis suatu organisasi yang diberi nama Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Mertha, dengan mengupayakan komoditi ikan lele. Pemilihan komoditi tersebut disebabkan oleh karena Banjar Cabe terletak pada arus Transportasi yang lancar, lahan yang diperlukan untuk memelihara lele cukup tersedia di daerah tersebut, kebutuhan masyarakat terhadap lele cukup tinggi dan modal awal yang diperlukan dapat diusahakan oleh anggota kelompok. Menyadari akan potensi tersebut, maka Kelompok Mina Mertha berupaya menjadikan desa Darmasaba sebagai pusat pengembangan lele di Kabupaten Badung yang nantinya dapat sebagai sumber pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selasa, 10 Mei 2011

Back to the basic with J.T. Leroy and Asia Argento

"The Heart is deceitful above all things"

For me, the movie is perfect from the beginning to the end of the second Jeremiah's preach in the streets. After such an amazing performance as a child-priest, I was thinking that the second kid will be offered as an extraordinary role as the first one. But this was his only "big" performance, his role wasn't as developped as the first boy, as if there was some "fatigue" in the script.

The new Jeremiah doesn't carry a new rythmn, a new registre. Watching this third part of the movie, I am slowly missing something in the second part: the days of the first Jeremiah in the grand father's house weren't developped enough to create a surprise when the mother is back with a truck driver. Then, again, you have this crazy life you already know, until the end.

About the roles: the first little boy is incredible, Asia is also perfect as Sarah, Fonda and Muti are not. They don't exist in real as Sarah does, they sound like cliches, they have no thickness, they are rather drafts than characters. Manson is great playing what we call here a "beauf", I only regret that he doesn't have more time. The soundtrack, especially the Marco piano pieces, are beautiful. Marco should write a piano album, like the Sakamoto's BTTB.

Le film dans son ensemble m'a paru vraiment bon, bien meilleur que "Scarlet Diva".

"The Heart is Deceitful above all things" makes me think of "Wanda" by Barbara Loden, the best road movie I have ever seen. The parcours of the two women (Sarah/Wanda) is similar. Kids fighting against misery have been remarkably filmed recently, by the young french actress Isild Le Besco, in "Demi-Tarif".

Penebaran Benih Lele di Pokdakan Boga Segara




Senin, 09 Mei 2011

Panen Lele di Pokdakan Boga Segara Abiansemal

Gapai 353 dengan Statistik Berkualitas


Berbicara statistik, tentu berbicara tentang angka. Namun statistik sendiri tidak hanya berbicara tentang angka. Statistik memiliki makna yang sangat dalam. Statistik diperlukan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan. Data statistik merupakan unsur penting dalam manajemen modern dan sebagai indikator keberhasilan pembangunan.

Menteri Kelautan dan Perikanan telah mencanangkan Visi Pembangunan Perikanan Indonesia, yaitu Indonesia akan menjadi negara produsen ikan terbesar di dunia pada tahun 2015 dengan target kenaikan produksi perikanan budidaya sebesar 353 % dan dengan total produksi mencapai 16,9 juta ton pada tahun 2014. Target tersebut memang sangat fantastis dan banyak pihak mengkhawatirkan akan sulit tercapai.

Melihat perkembangan data statistik selama 3 tahun terakhir, Ditjen Perikanan Budidaya yakin kalau target tersebut bisa terlampaui. Selama periode 2008 - 2010 peningkatan produksi mencapai 19,2 % per tahun dari 3,86 juta ton pada tahun 2008 menjadi 5,48 juta ton sementara pada tahun 2010 dan telah menunjukkan angka di atas angka target produksi sebesar 5,3 juta ton pada tahun 2010. Inilah salah satu guna data statistik sebagai indikator keberhasilan pembangunan.

Dalam pembukaan validasi dan finalisasi data statistic perikanan budidaya Dirjen Perikanan Budidaya, Dr. Ketut Sugama mengatakan bahwa target peningkatan produksi perikanan budidaya tersebut dapat dicapai tidak hanya melalui program-program yang telah dicanangkan namun perlu pula didukung dengan data statistic yang berkualitas.

Data statistic yang tidak akurat atau tidak sesuai dengan keadaan real di lapangan akan mengakibatkan data yang tersaji menjadi under-estimate atau over-estimate. Selain itu, data statistic yang dikumpulkan juga harus cepat agar dalam penyajiannya up to date sehingga data dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan.

Dikatakan oleh Direktur Produksi, Ir. Iskandar Ismanadji bahwa kenaikan produksi perikanan budidaya yang tinggi tentu membuat senang namun perlu diperhatikan apakah data tersebut sesuai dengan keadaan di lapangan. Oleh karenanya pada kesempatan tersebut Direktur Produksi juga berpesan kepada para petugas statistic perikanan budidaya untuk selalu cermat melihat gejolak data yang telah dikumpulkan dan perlu pula dilakukan evaluasi ke lapangan untuk mengetahui kebenaran data yang sudah dikompilasi.

Menurut Drs. Nyoto Widodo, ME selaku Direktur Statistik Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan (SP2K), BPS yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan yang dilaksanakan 11 – 14 April 2011 di Papua, menambahkan bahwa data yang berkualitas harus memenuhi tiga syarat pokok, yaitu :

Akurat

Data yang akurat adalah data yang sesuai dengan keadaan di lapangan
Tepat waktu (up-to-date)

Data yang dikumpulkan tidak ketinggalan jaman dan masih dapat digunakan untuk menentukan perencanaan ke depan. Penyajian data yang baik minimal minus satu tahun dari tahun berjalan.
Relevan

Data yang relevan adalah datan yang dikumpulkan dan disajikan sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak semua data disajikan.

Dikatakan pula oleh Drs. Nyoto Widodo, ME bahwa untuk mendapatkan data yang berkualitas perlu diperhatikan:

Metodologi dan Konsep definisi
Sarana dan prasarana
Kelembagaan yang menangani statistik
Kualitas SDM

Tujuan akhir kegiatan pengumpulan data adalah diperolehnya data yang akurat. Tetapi data akurat saja tidak cukup, data juga harus uptodate dan relevan (pembahasan ini biasanya triwulan III, jadi sudah mengarah ke uptodate) sehingga perlu dilakukan proses validasi data yang dimulai sejak perencanaan sampai validasi data akhir. Demikian dikatakan oleh Direktur SP2K BPS menutup materinya.

MENGENAL OVAPRIM

Di sebagian besar masyarakat belum mengetahui akan keguanaan dari hormon ovaprim dan hipofisa. Masyarakat menengah kebawah, umumnya sering menggunakan pemijahan secara alami dan menunggu waktu atau musim ikan memijah. Sebetulnya, dengan menggunakan rangsangan hormon dalam tubuh ikan, pemijahan dapat dilakukan kapan saja asalakan gonad dalam tubuh ikan sudah mengalami pematangan. Tapi dalam penggunaan kedua hormon tersebut ada perbedaan pengaruh terhadap telur yang dihasilkan.

a. Istilah Ovaprim
Ovaprim adalah merek dagang bagi hormon analog yang mengandung 20µg analog salmon gonadotropin releasing hormon (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis anti dopamin, per milliliter (Nandeesha et al, 1990). Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstra kelenjar hipofisa dan hormon mamalia.

Ovaprim digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah, kandungan sGnRHa akan menstimulus pituatari untuk mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin menghambat hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari menghentikan sekresi GtH I dan GtH II.
b. Kegunaan Ovaprim
Kegunaan Ovaprim antara lain :
Ø menekan musim pemijahan
Ø mengatur kematangan gonad selama musim pemijahan normal
Ø merangsang produksi sperma pada jantan untuk periode waktu yang lama dan volume yang lebih banyak.
Ø Merangsang pematangan gonad sebelum musim pemijahan
Ø Memaksimalkan potensi reproduksi
Ø Mempertahankan materi genetic pada beberapa ikan yang terancam punah
Ø Mempersingkat periode pemijahan.

d. Dosis
Dosis ovaprim yang diberikan memengaruhi waktu memijah dari ikan yang bersangkutan. Sebagai perbandingan, di bawah ini terdapat data hasil penelitian ZUDIN ASSUBUKI (9793001), Dept. of Animal Husbandry mengenai waktu latensi pemijahan yang tercepat sampai terlama adalah sebagai berikut:
Dosis 0,3 kl/kg/bw (507 menit; 8.27 jam), diikuti dengan dosis 0,4 ml/kg/bw (573 menit; 9.33 jam), 0,2 ml/kg/bw (576 menit; 9.36 jam), dosis 0,5 ml/kg/bw (607 menit; 10.17 jam), dan dosis 0,1 ml/kg/bw (691 menit; 11.31 jam), sedangkan kontrol tidak mengalami ovulasi.

Penggunaan hormon ovaprim dengan dosis yang berbeda terhadap waktu latensi pemijahan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah sebagai berikut: waktu latensi pemijahan pada dosis 0,3 ml/kg/bw, hatching rate (HR) pada dosis 0,4 ml/kg/bw dan survival rate (SR) pada dosis 0,3 ml/kg/bw. Berdasarkan penelitian ini dapat disarankan penggunaan hormon ovaprim yang optimum untuk pemijahan ikan lele dumbo adalah 0,3 ml/kg/bw.

TIPS SUKSES BETERNAK LELE


Untuk memulai usaha beternak lele sebenarnya bukanlah hal yang sulit kalau kita sudah mengetahui metodenya untuk mendapatkan metodenya tentu kita harus bertanya pada orang yang sudah berhasil beternak lele, tapi yang harus kita ingat jarang sekali orang mau memberikan ilmunya pada orang lain apalagi semua ilmu yang dimilikinya disini saya berikan cara beternak lele dan metodenya pada anda.
Untuk pertama anda buat 1 kolam, sebaiknya kolam tanah dengan digali karena kolam yang bagus untuk lele adalah kolam tanah kalau tidak ada lahan apa boleh buat silahkan dengan kolam permanen tapi bibit yang di pakai bibit ukuran telunjuk, beda dengan kolam tanah dapat di mulai dengan bibit halus umur 2 minggu.
Setelah kolam selesai, diamkan dengan air selama 1 minggu kemudian masukkan bibit tergantung ukuran kolam kalau ukuran 5 x 10 x 0.70 meter dapat di isi bibit 10.000 ekor ingat waktu melepaskan bibit tentunya anda menggunakan kantong plastik atau gerigen supaya ikan jangan strees kantong plastik yg berisi ikan di isi air kolam pemeliharaan sedikit demi sedikit sampai ikan menyesuaikan diri dengan air kolam yang baru kemudian lepaskan ikan ,biarkan ikan keluar dengan sendirinya dari kantong plastik/ gerigen.
Setelah ikan berumur 2 minggu dalam kolam pisahkan antara ikan kecil dan ikan yang besar karena lele bersifat kanibal sebaiknya lele, di pelihara dalam wareng untuk memudahkan menyortir ikan buat 2 wareng atau jala ikan ukuran 2 x 6 dua petak letakkan dalam kolam untuk memelihara ikan sampai panen isi wareng pertama 10.000 ekor kemudian pada umur 2 minggu pindahkan yang besar ke wareng yang satu lagi karena dalam 1 wareng ukuran 2 x 6 x 0.7 meter dapat memuat 5000 ekor bibit ikan sampai panen selain itu dapat juga memudahkan panen ikan.